Jumat, 15 Mei 2009

PUISIKU


Saya termasuk pemula dalam menulis puisi. Sesungguhnya saya sangat tertarik dengan menulis puisi, cerpen ataupun yang sejenisnya. Oleh sebab itu berikut beberapa puisi yang telah saya tulis.

ELEGI

14 Maret 2009 jam 1:08

Cintaku adalah perspektif yang tak jelas antara hasrat dan keinginan,
atau juga sebuah bagian dari kesalahan masa lampau...
yang kadang kala membuat aku seperti selembar ilalang yang terombang-ambing oleh angin.
Entah mengapa bagian dari episode ini terasa begitu memberatkan, begitu menyedihkan, begitu membingungkan!

Kadang juga melampaui batasan logika dan imajinasiku yang terlalu rentan terhadap perubahan.
Membutakan perasaan yang setiap saat membuatku melayang dan kemudian menghempasku begitu saja.
Apakah masih ada tangan-tangan yang terlalu baik untuk menggapai ini?
Coba kau diam, refleksikan, dan kemudian teriakkan!
Apa masih ada yang mau mendengar?

Sekarang cintaku seperti sunset, yang siap tenggelam kapan saja.
Atau jika masih ada seseorang yang bersedia menulurkan tangannya untuk menahan,
mungkin cintaku masih bertahan, menjadi sunset yang tetap indah, dan tidak tenggelam.

IN MEMORIAM

24 April 2009 jam 2:01

Aku tulis cerita ini dalam sebuah kertas,
tentang segala kenangan yang kemudian terlalu menyesakkan dada..
segala hal tentang kau..
tentang semua waktu yang telah habis dan terlewatkan.

Memang, kadangkala kita seperti tidak sedang bercinta
dan kita tidak membagi itu bersama.
Aku juga lelah dengan konsep-konsep yang kau tanam di dalam kepalaku,
seperti granat atau ranjau yang siap meledak kapan saja.
Aku bosan dengan celotehmu tentang malam,
yang kau sebut begitu indah dengan bintang-bintang.
tentang kerlap-kerlipnya....

Engkau begitu mudah menggapai semua itu,
sedangkan hatiku tidak...
tak pernah tersentuh sedikit pun.
tapi aku belajar mencintaimu...
dengan segala kebosananku padamu..
dan aku tak mampu, aku tak bisa...

Kita keluar dari konsep mencinta,
tentang berbagi, bercumbu, cemburu, marah, tangisan,
tentang malam-malammu,
tentang kebosananku...
Sekarang kita coba berpikir....
dan kita menjadi dua pribadi yang berbeda.

Biarlah aku berlalu seperti jarum jam yang berlari dari 12 menuju 3.
dan nyatalah sekarang..
kita sudah tak bersatu lagi...
Namun kau masih lekat di pikiranku...
hatiku...
jiwaku...
dengan malam-malammu yang penuh bintang itu.
Kita....
dua hati yang berbeda.

BULAN DAN AWAN

28 April 2009 jam 4:04

Dia terdiam...
menangis.
wajahnya seperti bulan yang tertutup awan...
begitu suram...namun masih indah.
terkenang olehnya tentang hatinya yang menghilang.
Terbawa dalam kepekatan malam yang di di cintainya.

Asanya telah membeku, membeku bersama hati dan cintanya..
kucoba untuk mencabut satu persatu duri yang menancap dihatinya,
berharap dan berusaha untuk mengais sisa-sisa puing hatinya yang utuh.
Namun, dia terlalu larut dalam kekosongan itu,
membuat awan hitam itu semakin pekat.

Kukatakan padanya aku adalah ahasveros,
dan kini aku akan berhenti menjadi ahasveros,
ku genggam erat sisa asa yang ada...
meyakinkan yang menghilang...
memberanikan diri menatap langsung bulan yang tertutup awan,
berharap dan berdoa agar sang awan segera berlalu.

Mungkin saat ini ia belum tahu,
karena awan itu masih di situ menutup pandangannya.
atau mungkin dia yang tak mau tahu, dan tak peduli...
bahwa sebenarnya aku cinta padanya.


MEMORIES OF


10 Mei 2009 jam 9:03

pernah....
aq ingat...
sedikit lupa memang,
tapi tak semua.
tentang sesuatu yang indah seperti kepak burung,
lembut seperti embun dan halus seperti aku.
kini...
semua menghilang,
terbang seperti kepak burung,
meresap seperti embun, dan hilang seperti aku.
semua ada,
kemudian menghilang,
seperti waktu,
hanya bisa ku kenang.
nanti.

TAKDIR

Sel 10:17

Takdir,
begitu namanya disebut.
begitu indah. kadang menakutkan.
ia mengawang. diluar logika.
kini dia datang, tanpa kupinta.
Besok aku kembali.
di luar segala mimpi,
kemudian tertidur,
dengan takdir ditangan dan lainnya menunggu depan pintu.

AKU

AKU,
berjalan diantara kepingan waktu,
menyusup ke dalam rongga kehidupan,
menerawang mencari sebuah arti.

AKU,
manusia pelempar jala,
mencoba menangkap semua, apa saja
tanpa terkecuali.

AKU,
masih meraba,
mencari mencari batasan yang jelas tentang semua ini.

AKU,
masih saja belum hidup, meskipun nafas masih saja berhembus.

AKU,
masih tetap diam, tak berbunyi.
kalau saja ku bisa, kan ku buka hati ini. biar semua yang ada di sana bisa melihat ke sini.

AkU,
masih butuh hidup sekali lagi.

0 komentar:

 

SUTIMBANG NGAWAN Blak Magik is Designed by sutimbang for smashing magazine Bloggerized by sutimbang © 2009