Kamis, 18 Juni 2009

metode problem solving


1. PENDAHULUAN
Metode perpaduan Problem Solving merupakan salah satu Metode pembelajaran dimana kegiatan belajar mengajar dipusatkan pada siswa. Berdasarkan observasi dan sudah menjadi santapan umum bahwa pengajaran oleh guru biasanya dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Metode pengajaran seperti ini belum memberikan hasil belajar yang memuaskan pada diri siswa. Oleh sebab itu, peneliti menerapkan metode perpaduan Problem Solving untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses peme-cahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making) yang didefenisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil pemecahan masalah yang dilakukan. Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam aspek kehidupannya. Akan tetapi, keterampilan ini menjadi lebih penting lagi perannya, bila dikait-kan dengan posisi seorang pemimpin yang melaksanakan tugas-tugas kepemim-pinannya dalam suatu organisasi. Pimpinan yang mampu menyelesaikan masa-lah organisasinya dengan tepat dan benar, dipastikan akan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk memperlancar kepemimpinannya. Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Beragam teori tentang pemecahan masalah telah dihasilkan oleh banyak pakar dan ahli manajemen. Akan tetapi, dari sederetan teori tersebut, metode pemecahan masalah secara analitis dipandang sebagai teori yang ‘mempan’ untuk beragam kondisi dan suasana organisasi. Metode ini adalah salah satu pendekatan pemecahan masalah yang sering dilakukan, serta bisa meningkat-kan kualitas individu. Dengan menggunakan metode ini, seseorang dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam menganalisa sebuah permasalahan. Kendatipun demikian, keberhasilan metode ini sangat bergantung kepada kepiawaian indi-vidu atau pemimpin yang terlibat dalam masalah yang hendak diselesaikan itu.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE PROBLEM SOLVING
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.


1. LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
Dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, terutama dalam kepemimpinan sebuah organisasi (kelas), ada beberapa langkah yang harus dilalui, yaitu :
1. Menganalisa Masalah
Pada bagian ini, kita dituntut untuk bisa menganalisa atau melakukan diagnosa terhadap sebuah masalah, kejadian, peristiwa atau situasi supaya kita bisa fokus pada masalah yang sebenarnya. Seringkali orang dalam mela-kukan pemecahan masalah terjebak pada gejala-gejala yang timbul dari masalah tersebut.
Agar kita bisa memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefenisi-kan suatu masalah, diperlukan upaya mencari informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya. Dengan demikian diharapkan, kita bisa mendefensi-kan masalahnya dengan tepat dan benar.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefenisian masalah yang baik :
1. Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif harus dipisah-kan dari persepsi.
2. Semua pihak yang terlibat diperlukan sebagai sumber informasi.
3. Masalah harus dinyatakan secara tegas. Hal ini seringkali dapat meng-hindarkan kita dari pembuatan defenisi yang tidak jelas.
4. Defenisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
5. Defenisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah itu.
2. Membuat Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah kita berhasil mendiagnosa masalah tersebut dengan tepat dan benar, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah membuat sejumlah alternatif pemecahan masalah. Pada tahap ini, kita diharapkan dapat memi-lih hanya satu solusi, sebelum alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan. Dengan memilih satu solusi masalah yang ditawarkan akan menjadikan kualitas pemecahan masalah lebih efektif dan efesien.
Ada beberapa karakteristik pembuatan masalah yang harus diperha-tikan, yakni :
a. Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terle-bih dahulu sebelum kemudian dilakukan evaluasi.
b. Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyak orang yang mengusulkan alternatif, semakin bagus pula untuk meningkatkan kualitas solusi dan penerimaan kelompok.
c. Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat, baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.
d. Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konse-kuensi yang muncul dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan yang lain. Gagasan yang kurang menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya.
f. Alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefenisikan dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila tidak secara langsung mempenga-ruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.
3. Mengevaluasi Alternatif-alternatif
Setelah kita berhasil mengenali karakteristik pembuatan alternatif tersebut di atas, kita perlu pula untuk mengevaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah yang telah diambil. Pada tahap ini, kita dituntut untuk berhati-hati memberikan penilaian keuntungan dan kerugian terhadap alternatif-alternatif yang diambil. Agar kita tidak terjebak pada kesalahan dalam penentuan solusian atau pemecahan masalah, maka pada tahap evaluasi ini kita harus memperhatikan :
1. Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak diperkirakan sebelum-nya.
2. Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya.
3. Tingkat kemungkinan penerapannya.
Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif pemecahan masalah yang baik :
a. Alternatif-alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar yang optimal, bukan sekadar standar yang memuaskan.
b. Penilaian terhadap alternatif-alternatif yang ada dilakukan secara siste-matis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan.
c. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangan pandangan-pandangan dari orang lain yang terlibat di dalamnya.
d. Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mung-kin ditimbulkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
e. Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara tegas.
4. Rencana Tindak Lanjut
Yang harus dilakukan selanjutnya adalah penerapan solusi yang telah kita pilih pada bagian pencarian alternatif pemecahan masalah. Pada bagian ini, seorang penentu kebijakan harus peka pada keadaan yang mungkin timbul terhadap solusi yang dijalankan, karena bagaimana pun, setiap solusi yang ditawarkan selalu ada titik balik yang kemungkinan ada reaksi negatif.
Berikut ini adalah karakteristik dari penerapan dan rencana tindak lanjut yang efektif :
1. Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
2. Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi “sedikit demi sedikit” dengan tujuan meminimalkan terjadinya perlawanan dan me-ningkatkan dukungan.
3. Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, haris dikomunikasikan, sehingga terhadi proses pertukaran informasi.
4. Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penera-pan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen.
5. Adanya sistem monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan.
6. Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi berdasarkan atas terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yang diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini. Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yang menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan dengan baik, walaupun mungkin muncul dampak positif lainnya.

1. MEMANAJEMEN PEMECAHAN MASALAH
Menghadapi masalah dan memecahkannya secara berulang-ulang, dapat menjadikan kita dewasa dan memiliki filosofis hidup. Kekuatan filosofis kehi-dupan adalah sejauhmana kita bisa mene-mukan tujuan hakiki hidup ini.
Salah satu pendekatan yang kerap digunakan dalam memanajemen peme-cahan masalah adalah dengan menggunakan kiat terobosan (breaktrough oriented). Keahlian dalam terobosan ini tidak dalam bentuk proses bertahap, tetapi lebih kepada penggunaan Tujuh Kerangka Berpikir, sebagai berikut :
1. Originalitas dan Kemandirian
Pendekatan originalitas dan kemandirian ini menjadi dasar agar tidak selalu bertitik tolak pada permasalah biasa, tetapi masuk pada kondisi untuk mencari sesuatu yang baru dalam pemecahan masalah.
2. Menentukan Target
Menentukan target yang tepat dan berkonsentrasi kepadanya dengan menyortir kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan target tersebut.
3. Memecahkan Masalah Berulang-ulang
Membuat model permasalahan yang terjadi, melakukan simulasi terhadapnya, dan mencoba model tersebut kepada permasalahan yang lain, lalu mensimulasinya kembali secara berulang-ulang, sehingga jawaban dari permasalahan yang terjadi memiliki sifat stabil.
4. Memiliki Sistem Khusus
Keberhasilan memecahkan suatu masalah akan memunculkan masa-lah lain. Hal ini karena satu masalah yang kita hadapi adalah bagian dari sistem permasalahan yang integeral, sehingga diperlukan sistem pemecahan masalah yang mencakup keleluasaan elemen dan dimensi permasalahan yang sedang dihadapi.
5. Mengumpulkan Informasi yang Akurat
Informasi yang akurat menentukan keberhasilan pemecahan masa-lah. Ini termasuk keahlian dalam mencari sumber informasi dan meracik berbagai informasi yang didapatkan.
6. Orientasi kepada Orang Lain
Pemecahan suatu masalah harus bersifat universal, sehingga setiap orang yang memiliki permasalahan yang sama bisa memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan yang pernah dilakukan pendahulunya.
7. Memperbaiki Jadwal dan Program Kerja
Kunci dalam memecahkan masalah yaitu menentukan tujuan atau target yang lebh besar, lalu menentukan pembaharuan sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya masalah baru, lalu melakukan semua itu dengan keyakinan dan manajemen yang baik.
1. PENUTUP
Demikianlah penyajian materi Problem Solving yang bisa dikemukakan pada kesempatan, semoga mendatangkan manfaat dan dapat dipraktek-kan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam memajukan organi-sasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Tanah Datar. Selamat bekerja, selamat berkarya.***
 

SUTIMBANG NGAWAN Blak Magik is Designed by sutimbang for smashing magazine Bloggerized by sutimbang © 2009